Aku Bodoh (Episode 3)

September 24, 2017

Cerita ini merupakan sambungan dari cerita Aku Bodoh episode sebelumnya.

Dalam lamunanku tiba-tiba bel masuk sekolah yang begitu nyaring membuyarkan lamunanku seketika, aku pun langsung bergegas memcari kursi kosong di kelasku. Beruntung, masih tersisa satu kursi kosong tepat dibangku pojok kanan depan meja guru itu. Lantas aku langsung duduk di sebelah seoranh laki-laki, lebih tinggi dariku dan juga lebih gemuk dariku. Sebelum guru benar-benar datang ke kelas kita sempat untuk saling berkenalan. Walaupun sama-sama malu untuk berbicara. Guru pun datang dan memperkenalkan dirinya ke hadapan murid-muridnya. Pak Bagus, seorang guru matematika di kelasku. Meski baru pertama mengajar, beliau telah membuatku mati gaya. Bagaimana tidak, aku dibuat malu di hadapan teman-teman sekelas. Memang salahku, aku terlalu memperhatikan senyum manis si Putri hingga tidak sadar Pak Bagus memanggilku berkali-kali. Aku disuruhnya mengerjakan soal matematika di papan tulis. "Sulit sekali ini soal, profesor saja tidak mungkin bisa ngerjakan," pikirku dalam hati. Memang dasarnya sih aku ini tidak bisa dan malas berurusan dengan pelajaran, tidur di rumah sambil menikmati santapan kue kering buatan ibu itu lebih menyenangkan 
Aku tak terlalu memikirkan kejadian itu, ketika bel pulang aku langsung pulang menaiki angkot ke rumahku tanpa singgah kemana-mana. Saat pulang masakan ibu yang selalu aku rindukan. "Pasti Ibu sudah menyiapkan nasi goreng nih buat aku. Yummyyy....," ujarku sambil membayangkan nasi goreng itu. Dan benar saja, ibuku menyambutku dan mengatakan telah menyiapkan nasi goreng favoritku. "Andi, ganti baju dulu terus cuci tangan dan kakimu, Ibu sudsh siapin masakan favoritmy," ujar Ibu. "Siap Ibu," kataku membalas ucapan ibu. Kita pun menikmati nasi goreng bersama. Namun tak seperti biasanya, kini tiba-tiba aku kepikiran si Putri lagi," Apa dia sudah pulang ya? Dia pulang sama siapa? Bagaimana kalau dia kenaoa-napa dijalan?," tanyaku dalam hati sembari melamun. Tak sesendokpun nasi goreng yang aku makan. Hingga ibu memanggilku dan mengagetkanku. "Andi! Kenapa kamu bengong? Kamu sakit? Apa nasi gorengnya tidak enak?", tanya Ibu. "Tititidak kok bu, Andi tidak apa-apa," jawabku dengan terbata-bata. Memang saat itu entah mengapa aku jadi tidak enak makan, pikiranku dipenuhi putri, putri, dan putri.

Dan ketika malam hari tiba tiba.... (bersambung ke episode 4)

Subscribe My Blog

Comments

*Sampaikan komentar anda secara sopan
*Jangan menggunakan link aktif saat berkomentar
*Dilarang spam
*Komentar yang menyinggung SARA pasti tidak lolos moderasi